Proyek percobaan jajal dulu di Honda Supra X 125 milik PT Trimentari Niaga Jaya, produsen CDI Cibinong atau BRT itu. Spek motor masih standar dan hanya ganti knalpot. Sekalian pinjam juga dynotest untuk mengukur power mesin dan AFR Meter guna mengetahui perbandingan bahan bakar dan udara.
Berikut hasilnya:
PREMIUM + ETANOL VS PERTAMAX |
Sebagai bahan pembanding dites juga Premium + etanol lawan Pertamax dan Pertamax Plus. Hasilnya Premium + Etanol 9,06 dk, Pertamax 8,86 dan Pertamax Plus 8,94 dk. Ini juga sebagai indikator kalau Premium + etanol tetap paling bertenaga alias tinggi. |
HANYA 10 PERSEN |
Perlu diperhatikan dan harus diwaspadai. Dalam mencampur, jangan kelewat banyak etanol. Paling banyak dari campuran hanya 10% etanol. “Kalau lebih besar dari itu, tidak akan bagus. Ruang bakar kekeringan lantaran bensin jadi mudah menguap,” pasti H. Tjejep Sudirman, manajer depo dan instalasi, PT Elnusa Petrofin di Plumpang, Jakarta Utara. Juga dalam mencampur Premium dengan etanol harus cepat digunakan. Jangan lama-lama dibiarkan. Itu karena etanol mudah menguap lantaran mudah mengikat oksigen. Juga dikhawatirkan bensin jadi malah mengandung endapan air. |
100% ETANOL MALAH JELEK |
Em-Plus juga penasaran. Bagaimana jika menggunakan 100% etanol murni. Katanya punya angka oktan 118. Namun apa yang terjadi. Mesin tidak kuat digeber abis. Knalpot nembak seperti kekeringan bensin alias kebanyakan udara. Ini bukti kalau etanol mudah mengikat udara. Tenaga maksimal hanya 7 dk. Mesin tidak sanggup digas full. Ini bisa dijadikan pelajaran. Jangan coba-coba menggunakan 100% etnol kalau mesin tidak mau jebol. |
sumber : motorplus-online.com/articles.asp?id=12511
Tidak ada komentar:
Posting Komentar