Sabtu, 07 Juni 2008

Tinjauan Kritis Terhadap Alat Penghemat BBM*

Naiknya harga BBM menyebabkan semakin banyaknya permintaan terhadap alat-alat penghemat BBM. Yang menjadi masalah apakah memang ada penghematan seperti yang diklaim para produsen alat-alat ini?

Selama bertahun-tahun, EPA –sebuah lembaga yang salah satu fungsinya adalah melakukan pengetesan efisiensi bahan bakar produk-produk mobil yang dijual di Amerika Serikat– mencoba untuk mengevaluasi produk-produk yang diklaim dapat menghemat penggunaan bahan bakar. Kesimpulan dari hasil evaluasi ini dapat dilihat pada halaman “Gas-Saving” Products: Fact or Fuelishness? pada situs web FTC, sebuah lembaga yang bertujuan untuk melindungi konsumen di Amerika Serikat.

Dasar Tinjauan

“Jika alat penghemat BBM memang dapat menghemat BBM sampai puluhan persen dengan harga yang hanya beberapa ratus ribu rupiah, lalu mengapa produsen mobil yang harganya sampai ratusan juta rupiah tidak melengkapi produk-produk kendaraannya dengan alat tersebut?”

Jenis-jenis Alat Penghemat BBM

Berikut adalah berbagai jenis alat penghemat BBM berdasarkan cara bekerjanya, dan kesimpulannya menurut FTC dan EPA di Amerika Serikat.

  • Perangkat yang memaksa udara masuk ke dalam karburator. Dari 22 alat yang dicek, hanya ada satu yang memberikan penghematan.

  • Perangkat yang memaksa udara masuk ke karburator melalui larutan anti beku. Tidak ada satupun produk yang menunjukkan penghematan.

  • Perangkat yang menambah cairan ke saluran masuk udara/BBM. Hanya satu dari dua alat yang menunjukkan penghematan.

  • Pemanas atau pendingin BBM. Tidak ada satupun produk yang menunjukkan penghematan.

  • Magnet yang disimpan pada saluran BBM. Tidak ada satupun produk yang menunjukkan penghematan.

  • Logam yang disimpan pada saluran BBM. Tidak ada satupun produk yang menunjukkan penghematan.

  • Perangkat yang memperbaiki campuran udara dan BBM. Tidak ada satupun produk yang menunjukkan penghematan.

  • Modifikasi mesin. Seluruh produk yang dites dapat menunjukkan penghematan BBM..

  • Perangkat yang mengurangi daya ke asesoris. Seluruh produk yang dites dapat menunjukkan penghematan BBM.

  • Aditif BBM. Tidak ada satupun produk yang menunjukkan penghematan.

  • Oli atau Aditif oli. Tidak ada satupun produk yang menunjukkan penghematan.

  • Perangkat yang menotifikasi pengendara untuk mengganti gigi. Dari empat produk, ada dua yang menunjukkan penghematan.

  • Lain-lain. Hanya ada satu dari 9 produk yang menunjukkan penghematan.

Di Indonesia, produk yang banyak dijual termasuk dalam kategori Aditif BBM, Magnet yang disimpan pada saluran BBM, dan mungkin Logam yang disimpan pada saluran BBM. Menurut EPA, dari ketiga kategori produk tersebut tidak ada satupun produk yang menunjukkan penghematan BBM.

Magnet yang disimpan pada saluran BBM

Hampir semua produk penghemat BBM yang beredar di Indonesia adalah jenis magnet, mungkin karena harganya yang murah, pemasangannya yang mudah dan tidak membutuhkan perawatan. Oleh karena itu saya akan menitikberatkan bahasan saya pada jenis penghemat BBM yang ini.

Aplikasi magnet untuk penghematan BBM juga telah mendapatkan sedikitnya enam paten Amerika Serikat:

Paten yang tertua dibuat pada tahun 1978, sedangkan yang termuda tahun 1996. Tetapi apakah pendaftaran paten berarti produk-produk tersebut sesuai dengan klaim yang diberikan? Ternyata tidak, banyak paten-paten palsu yang dibuat asal dengan bahasa yang meyakinkan tetapi ternyata tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Contohnya dapat dengan mudah dilihat pada situs-situs seperti Patently Silly, Patently Absurd, dan IP Funny.

Klaim magnet dapat menghemat BBM juga termasuk salah satu di antaranya. Kasus terbaru di Amerika Serikat adalah Super FUELMAX pada tahun 2005. Menurut EPA, FUELMAX mengklaim penghematan BBM sebesar 27%.

The Super FUELMAX is described by the manufacturer as a set of two magnets made with “a neodymium blending”. The Super FUELMAX is intended to be installed in either cars, trucks or boats; either gasoline or diesel-powered. The device is fitted around the fuel-delivery pipe to the engine. The manufacturer claims that …”this results in more complete burn [sic], thereby saving fuel and reducing emissions.” Instructions accompanying the device claim an increase of fuel- mileage up to 27%.

Dari kata-katanya, produk ini mirip dengan sebagian besar produk magnet penghemat BBM yang beredar di Indonesia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh EPA berkesimpulan bahwa

The EPA concludes the following from the testing conducted on these two vehicles: the Super FUELMAX device has no effect on fuel economy or exhaust emissions.

Akhirnya, FTC menuntut produsen FUELMAX dengan tuduhan membohongi konsumen. FUELMAX pun akhirnya mengakui bahwa memang klaim-klaimnya tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Sayangnya, di Indonesia bisa dibilang tidak ada lembaga yang dapat secara efektif mengontrol penipuan-penipuan seperti ini.

Laporan lengkap hasil penelitian dari produk-produk lainnya dapat dilihat pada situs web EPA pada halaman Gas Saving and Emission Reduction Devices Evaluation.

Penjelasan Ilmiah Magnet Penghemat BBM

Tony Cains –seorang insinyur yang berkutat pada bidang fuel economy selama bertahun-tahun– membuat situs web FuelSaving.info yang berisi penjelasan mengenai penipuan alat penghematan BBM. Menurutnya, magnet hanya secara signifikan mempengaruhi benda yang menghantar listrik.

People have been claiming miraculous effects from magnets for hundreds of years. When considering these claims, bear in mind a simple physical fact: magnets only significantly affect things that conduct electricity. So magnets can affect metals, water and even the human body. But the only effect on a hydrocarbon fuel is the massively weaker “diamagnetic” influence. This would cause an extremely slight tendency of the fuel to move away from a magnet, but is highly unlikely to have any effect at the molecular level.

Some devices claim to “align the fuel molecules”. But the molecules are vibrating at high speed all the time, just as in any liquid. So even if they were aligned in the magnetic field, they would “unalign” straight away when they passed the magnet, and so would be back to normal when they reached the engine. And where are the experimental results which show that the molecules are “aligned”? How can the makers claim their device works in a particular way, without any evidence to show that this is really happening?

Some magnet devices don’t actually admit that they use magnets, because there has been so much negative evidence against them. But if a device clamps round the fuel line, doesn’t have any electrical connection to anything, and claims to “align the fuel molecules” (or something along those lines), it is almost certainly a magnet. Devices made of neodymium, Samarium Cobalt or other “rare earth” materials are also almost certainly magnets.

Lebih lengkapnya silakan lihat di halaman Magnets round the fuel line or in the air flow.

Penelitian di Indonesia

Walaupun demikian, ada beberapa penelitian di Indonesia yang berkesimpulan bahwa produk-produk penghemat BBM memang seperti yang diklaim:

Secara umum, percobaan-percobaan tidak mencantumkan metoda perhitungannya, dan hanya mencantumkan hasil akhirnya saja. Saya sendiri tidak begitu yakin percobaan-percobaan tersebut dilakukan secara ilmiah, dapat dipertanggungjawabkan secara statistik dan dengan demikian membuktikan klaim yang diberikan. Alasan-alasannya:

  • Konsumsi BBM tidak konstan dan tergantung dari sangat banyak faktor. Misalnya cara mengemudi, kemacetan, kualitas BBM, cuaca dan bahkan arah angin pun turut menentukan konsumsi BBM.
  • Percobaan dilakukan pada satu kendaraan saja, sedangkan kondisi sebelum dan sesudah alat penghematan BBM berbeda, misalnya temperatur mesin, daya pelumasan oli dan temperatur lingkungan.
  • Adanya deviasi pada perhitungan konsumsi BBM, sedangkan percobaan dilakukan hanya beberapa kali dan dalam jarak atau waktu yang sangat pendek.
  • Bisa jadi bukan percobaan blind. Mungkin ada kasus “Lho, kenapa setelah dipasang alat penghemat BBM justru semakin boros? Pasti ada yang salah dengan percobaan kita, mari kita ulangi lagi!”, mirip dengan percobaan di sekolah dimana sebelumnya siswa sudah mengetahui hasil yang seharusnya didapatkan.

Saran Untuk Produsen Alat Penghemat BBM

Tony Cains mengatakan ada beberapa syarat untuk membuktikan klaim penghematan BBM:

  • Pengujian sesuai dengan standar drive cycle. Amerika Serikat mewajibkan produsen kendaraan untuk melakukan uji FTP75 untuk menentukan kadar polutan dan konsumsi BBM. Sedangkan Uni Eropa memberlakukan uji ECE+EUDC untuk menguji hal yang serupa.
  • Kendaraan uji coba yang relatif baru dalam kondisi yang baik.
  • Paling tidak dua kali uji coba dalam kondisi standar, diikuti dengan paling tidak dua kali uji coba dengan penambahan alat penghematan BBM.
  • Idealnya, uji coba akhir dengan alat penghemat BBM dilepas.

Klaim baru terbukti jika ternyata ada penghematan BBM setelah dilakukan uji coba dengan metoda di atas.

Jika produsen penghemat BBM tidak memiliki peralatan yang memadai, mereka bisa menggunakan jasa dari EPA sebesar $27000, harga yang relatif murah dibandingkan keuntungan yang didapat jika memang alat-alat ini bekerja sesuai yang diklaim. Sayangnya saya tidak tahu apa ada lembaga pemerintah di Indonesia yang dapat melakukan uji coba sesuai standar-standar drive cycle untuk keperluan publik.

Selanjutnya, Tony Cains memberi beberapa saran yang baik para produsen atau calon produsen alat-alat penghemat BBM. Sebagian besar orang-orang yang mengaku menemukan alat penghemat BBM menjualnya ke pasar modifikasi, yaitu menawarkan pemilik mobil untuk meng-upgrade mobilnya. Tetapi akan jauh lebih menguntungkan jika para penemu tersebut menjual teknologinya ke produsen mobil. Jika anda membuat alat penghemat BBM yang benar-benar berfungsi, dan dapat membuktikannya ke industri, maka anda bisa menjual jutaan unit setiap tahunnya.

Saran Bagi Konsumen dan Calon Konsumen

Pasti ada alasannya mengapa alat-alat penghemat BBM selalu dijual dalam bentuk modifikasi. Mungkin karena mereka tidak dapat membuktikan klaimnya pada produsen kendaraan?

Produsen alat penghemat BBM yang benar-benar berfungsi akan menjualnya langsung ke produsen kendaraan dan tidak akan berlelah-lelah untuk membangun jaringan distribusi dan menjualnya satu per satu ke konsumen. Tidak masuk akal jika hanya dengan beberapa ratus ribu rupiah per unit dan pemasangannya yang amat sangat mudah, produsen kendaraan akan menolak untuk membeli alat tersebut jika memang benar-benar berfungsi seperti yang diklaim.

Dengan fakta-fakta tersebut di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa hampir semua alat penghemat BBM yang dijual dipasaran adalah penipuan, yang entah disadari atau tidak. Menurut EPA, hanya ada satu jenis kategori alat penghemat BBM yang secara konsisten memang menghemat BBM, yaitu modifikasi mesin.

Tidak ada cara yang praktis bagi pengendara mobil biasa (dan juga termasuk para jurnalis media massa otomotif) untuk membuktikan klaim penghematan BBM oleh alat-alat tersebut. Tetapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh konsumen jika ingin mencoba alat-alat penghemat BBM ini:

  • Tanyakan mengapa alat ini dapat menghemat BBM. Jangan terpengaruh oleh istilah-istilah yang terkesan canggih karena belum tentu ada artinya :).
  • Jangan mudah terpengaruh oleh testimonial, uji coba ‘independen’ dan kata-kata mutiara lainnya. Intinya, jangan mudah percaya dengan yang dikatakan oleh penjual.
  • Yang paling penting: mintalah garansi uang kembali 100% yang cukup, misalnya selama satu tahun. Garansi 30 hari tidak cukup untuk menentukan apakah produk yang dimaksud benar-benar menghemat BBM.

Tapi rasanya kita tidak usah berharap terlalu banyak.

Informasi lebih banyak mengenai alat-alat penghemat BBM dapat dilihat pada situs FuelSaving.info.



di kutip dari blog mas priyadi depok



Rating: 4.5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel pada kategori yang sama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...