Minggu, 31 Agustus 2008

Cepat dan Efektif | Yamaha Mio 2006 (Jakarta)

Pembelajaran penting bisa didapat dari modifikasi Yamaha Mio milik Faturrahman ini. Bukan hanya sekadar tips dan trik, tapi juga cara cepat dan efektif dalam mewujudkan motor impian. Bahkan, jurus yang diterapkan juga bisa ditiru.


Untuk mengubah Mio menjadi seperti ini hanya butuh waktu 4 hari. Fantastis memang! Maklum buat mengejar contezt akhir tahun di Pontianak yang memang tanah kelahiran Fatur.

Kerja singkat yang penting kesohor di sana. “Bisa cepat karena sudah mematangkan konsep dan belanja komponen sendiri. Jadi, begitu masuk bengkel semua sudah ready,” kata Fatur coba membagi ilmu.

Konsen untuk urusan ini, Fatur memang ingin coba bereksperimen. Apakah waktu pengerjaan singkat bisa sesuai harapan. Terbukti memang. “Biar nggak molor jangan sampai konsep berubah di tengah jalan,” pesannya lebih lanjut.

Sama dengan manajemen modif yang pernah Em-Plus tulis. Ayah satu anak ini sempat bercerita bahwa ketika memilih setang sempat ada tawaran menggunakan model lain. Tapi, karena tekad sudah bulat dia nggak mau mengubah itu. “Memang mengerjakan setang X-1 ini lebih susah tapi karena konsepnya begitu, jadi nggak mau ditawar,” ungkap Fatur.

Proses mau turun tangan sendiri juga diungkapkannya saat menceritakan berburu komponen unik seperti ban belakang dan spion. “Pelek dicari sendiri, maklum ini kan custom, pokoknya ditungguin,” bebernya.

Pelek ini memang ekstrem karena lebarnya mencapai 16 inci. Sedang untuk spion, dia harus mencari ke komunitas Harley-Davidson (H-D). “Kan kesan yang mau ditimbulkan bergaya hot rod. Lebih pas kalau pakai punya H-D,” cuap warga Cawang, Jakarta Timur ini lagi.

Secara keseluruhan desainnya memang terlihat pas dengan ubahan keseluruhan. Itu karena semua komponen sudah siap, maka sang modifikator hanya tinggal membuat bodi kit. Bodi kit diyakini pegang peranan penting karena masih mempertahankan bodi standar.

Dengan begitu, ubahan rangka tidak dilakukan. Pas dan tepat kalau akhirnya Fatur memutuskan untuk tuun di kelas fashion. Dengan tempelan bodi tambahan itu, skubek ini jadi terlihat besar.

Idenya dari majalah Jepang. Ciri virus negara Matahari Terbit ini memang menerapkan bodi ceper dan panjang dengan cover besar. Juga dari desain jok bertingkat. Semua ciri tadi ada di besutan milik anggota Jakarta Mio Club ini. “Di Jepang, modifseperti ini banyak diaplikasi pada Yamaha Majesty,” cuapnya lebih lanjut.

Setelah motor ini jadi, Fatur masih simpan obsesi untuk memberi airbrush grafis di seluruh bodi. Tapi, sampai saat ini masih belum menemukan konsep ciamik. Ada yang bisa bantu?

BUKAN MIO SOUL
Begitu melihat tampilannya, pasti banyak yang mengira kalau skubek ini Yamaha Mio Soul. Padahal ini masih masuk keluarga Mio Sporty 2006. “Saya sengaja beli bodi Mio Soul buat mengelabui,” bangga Fatur.

Tapi, bukan berarti gampang di pemasangan. “Pokoknya harus bikin banyak breket baru, lebih dari 10 titik,” lanjut mantan penari ini. Titik itu di antaranya di bawah behel, di atas CVT dan di bagian depan. Breket tadi dibuat untuk mengklik cover baru dari pelat tipis 0,2 mm.

PELEK 16 INCI BUAT SOUL
Di bagian depan, Fatur memasang pelek ukuran 16 inci. Lingkar roda itu ukuran maksimal buat Mio ini. “Kalau Mio lama bisa sampai ring 17 inci, tapi kalau Soul mentok cover bawah,” beber ketua divisi modifikasi JMC.

Untuk bentuk sengaja dipilih model jari-jari rapat. Ya, biar pas aja sama virus saat ini. Setuju!

DATA MODIFIKASI
Ban depan Yoko 70/80-16
Ban belakang Pirelli 140/60-14
Pelek depan TK
Pelek belakang Custom
Spidometer Koso
Sok depan X-Speed
Sok belakang Marathon
Disc depan Ninja
Disc belakang Ninja
Knalpot Koso

sumber : mplus

Rating: 4.5

Bukan Kucing Garong | Yamaha Mio 2006 (Rangkasbitung)

Berawal dari suka tampil ceper tapi tetap enak dikendarai. Tanpa disengaja Abep Sadat sudah mengarahkan Mio bergaya hotrod. “Awalnya hitam dipadu kuning emas. Namun dirasa masih kurang. Makanya diganti merah,” jelas Abep yang bukan adiknya Anwar Sadat itu.

Kalau dibiarkan hitam, Mio ini pas dijuluki Kucing Garong. Hitam, kepala besar dan postur bodi lebar. Juga jadi ingat parade modif yang banyak dijumpai saat contezt yang berbarengan dengan Bangkok Motor Show 2007, bulan lalu.

Ini bukan dan tidak meniru tongkrongan skubek Thailand terkini. “Sudah kelar sejak Februari lalu. Jadi, bukan ikutan,” argumen brother yang kerja bareng Sumardi alias Didi, pemilik Didi Motor dari depan terminal Raja Mandala, Rangkasbitung.

Abep sendiri mengaku kaget lihat modifikasi dari Thailand yang banyak ditulis Em-Plus. Gayanya sama betul. Ban gambot, sedikit ceper diikuti wheelbase panjang. Pokoknya hotrod abieees.

“Buatan Thailand banyak diaplikasi pada Honda Airblade yang memang lebih panjang. Sedang saya pilih Mio yang banyak beredar di lokalan,” bilang builder dari Jl. Prof. DR Ir. Sutami, No. 117, Rangkasbitung itu.

Tapi, bukan berarti Abep ikut memanjangkan sumbu roda. Meski Mio kelihatan sudah lebih molor, jarak antara roda depan dan belakang masih tetap standar. Hanya posisi bodi belakang dimundurkan. “Kira-kiri 10 cm dari asalnya,” tegas Abep yang juga diiyakan Didi.

Bodi motor dimundurkan dari posisi jok. Diikuti memangkas ketinggian jok hingga menyentuh karburator. “Sehingga posisi jok sekarang memungkian kaki pengendara bisa selonjor,” jelas Abep.

Nah, dari situ ketahuan jelas. Panjang dek tengah tetap standar. Hasilnya sumbu roda tetap standar pula. Tidak seperti trik builder Vespa yang lebih banyak memanjangkan sumbu roda. Dampaknya jadi berubah deh semuanya.

Konsekuensi yang didapat dari semua itu, posisi tangki harus mundur. Kapasitas BBM yang bisa ditampung juga mengecil. Sekarang tinggal 2,5 liter. Termasuk bagasi ditiadakan lantaran posisi jok mendem. Cover bodi tidak perlu bikin sendiri, paling menambah penutup di bawah jok depan. Beres.

KAKI HUSSAR
Kaki-kaki banyak diambil dari Sanex Hussar yang skubek mona (motor Cina) itu. Satu set depan diambil berikut komstir. Namun sok depan tetap dari Mio. Juga tabung sok diceperin, hanya main sekitar 5 cm.

Kaki belakang ganti roda satu set juga. Masih diambil dari Hussar. Menurut Abep sih enggak banyak perubahan alias tinggal pasang. “Tidak perlu diceritakan. Gampang banget,” yakin Abep.

SPION MOBIL
Meski Mio sudah melar, Abep tetap tidak masuh dalam golongan orang hyper. “Tidak asal pasang komponen tanpa fungsi jelas. Bikin malu aja. Meski comot variasi mobil namun tetap masih berguna. Seperti kaca spion variasi mobil. Juga lampu belakang yang mirip ekor hiu, juga dari roda empat,” tutup Abep.

DATA MODIFIKASI
Ban depan Sanex Hussar 120/70x12
Ban belakang Sanex Hussar 130/70x12
Pelek Sanex Husar
Spidometer Variasi
Indikator bensin Variasi
Palang tengah Pipa kotak
Sein belakang Ninja
Knalpot Silencer mobil
Setang BMX


sumber : motorplus-online.com/articles.asp?id=10361

Rating: 4.5

Salah Satu Kuncian Hemat BBM

Servis Air-jet Karbu

Servis karburator nggak cuma dicuci, semprot spuyer dan setel pelampung. Pastikan lubang air-jet di moncong karbu juga diservis. “Kalo ini ndak dibersihin, konsumsi bahan bakar tetap boros,” tegas Imam Sasii, mekanik Yamaha Top One Echo from Semarang.

Lubang air-jet berfungsi mengalirkan udara dari boks filter langsung menuju ke nozzle. Suplai udara dari air-jet menuju nozzle yang biasa disebut dudukan main-jet. Udara dari air-jet membantu bahan bakar naik ke lubang spuyer. Dari situ udara bercampur dengan bahan bakar.

Makanya jika campuran bahan bakar tak seimbang, mesin tersendat. “Kalo digas blebek-blebek,” jelas Imam yang buka bengkel di Jl. Malabar, No. 15, Kp. Kali Langse, Semarang.

Menservis air-jet mudah. Karbu cukup disiram dengan bensin lalu disemprot angin tekanan tinggi seperti dari kompresor. Lebih eces lagi pake cairan pembersih karburator. Tinggal semprot, tunggu sejenak, lalu tiupkan angin kompresor.

“Bisa juga dicolok pakai serabut kawat dari kabel. Tapi pastikan diameter kawat pas dengan lubang air-jet. Sebab, kalau kebesaran bisa mengubah ukuran air-jet. Hasilnya motor malah sulit dihidupkan,” papar Imam.

Setelah itu, lanjut bersihkan nozzle. Yang ini kudu bongkar karbu. Diikuti melepas main-jet. Lalu gunakan tang untuk melepas nozzle. “Setelah dirakit kembali, jangan lupa atur ulang setelan anginnya. Sebab, biasanya ada perubahan sedikit,” anjur Imam.

sumber : mplus

Rating: 4.5

Jumat, 01 Agustus 2008

Ride With Care | Gigi Bikin Aman

Beberapa pabrikan telah melengkapi fitur keselamatan di motor terbarunya. Fitur ini terkait dengan teknologi yang terdapat di persneling dan side stand alias standar tengah.

Untuk motor Honda ada di Mega Pro baru dan City Sport 1 alias CS-1, Vario serta BeAT, Kawasaki punya di Ninja 250R dan Yamaha ada di Scorpio. Berikut ulasan teknis soal fitur gigi yang bikin aman ini.



KAWASAKI SHIFTING SAFETY
Ketika posisi side stand masih aktif, Kawasaki Ninja 250 memang tetap bisa distarter. Namun, saat pengendara memasukkan persneling 1, secara otomatis motor langsung mati.

“Antara shifting (posisi gigi berpindah) dan standar samping ada terkonek dengan switch on-off,” jelas Rainer M. Sitorus, Manajer Teknik, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).

Switch ini terletak di drum chain yakni komponen yang berfungsi memindahkan gigi 1,2,3 dan seterusnya. “Nah, antara gigi netral dan 1 terpasang switch itu. Jadi, ketika pengendara memasukkan gigi satu dan switch masih dalam keadaan on (standar samping posisi turun, red), maka, secara otomatis arus ke engine akan terputus dan motor langsung mati,” papar Rainer.

Menurutnya, teknologi yang diberi nama shifting safety ini memberi keuntungan yakni, membuat pengendara aware terhadap persiapan berkendara. “Sering terlihat bikers tetap jalan, padahal posisi standar samping belum diangkat. Ini sangat berbahaya,” jelas Rainer.

YAMAHA STARTER CUT-OFF SYSTEM
Pada Yamaha Scorpio sistem peranti safety di persneling ini dinamakan Starter Cut-Off System. Menurut M. Abidin, Manajer Divisi Teknik PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), sistem ini untuk melindungi pengendara dari tenaga Scorpio yang besar. “Kalau tidak ada sistem ini, saat masuk gigi dan distarter motor bisa lompat,” ungkapnya.

Ada dua hal yang membuat sistem ini tidak bekerja. Yakni, pertama ketika transmisi netral. Kedua jika gigi masuk pengendara menarik tuas kopling. “Baru motor bisa distarter,” bilang pria berkantor di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur ini.

Jadi, ketika dalam posisi masuk gigi dan tuas kopling tidak ditarik rangkaian cut-off ini memutus arus yang mengalir ke starter motor. “Switch pemutusnya sendiri ada di kopling,” kata pria ramah ini.

HONDA SWITCH SIDE STAND DAN SWITCH LEVER CLUTCH
Pada Honda ada dua sistem pengaman. Untuk skubek dinamakan switch side stand. Sedangkan di motor sport dinamakan switch lever clutch. Teknologi ini juga ada di bebek crossover CS-1.

Menurut Handy Hariko, Deputy GM Technical Service Division, PT Astra Honda Motor (AHM), untuk skubek jika standar samping turun motor tidak bisa distarter. “Switch on-off nya aktif, memutus arus menuju CDI,” jelasnya.

Sedangkan pada switch lever clutch ini menurut Anggono Iriawan, Chief Instructor Safety Riding, PT AHM merupakan fitur standar untuk semua motor sport.

“Sistem kerjanya jika masuk gigi maka switch yang ada di kopling akan otomatis memutus arus ke starter. Mengaktifkannya dengan menarik lever (tuas), sehingga arus kembali normal dan motor bisa distarter,” jelasnya.

Pada motor sport dan Honda CS-1 telah memiliki power yang cukup besar, sehingga perlu alat pengaman agar pengendara terhindar ketika alpa.

SUZUKI SIDE STAND SWITCH
Pada Suzuki Skywave 125 sistem pengaman berkendara di standar samping dinamakan side stand switch (SSS). Menurut Joseph Antony Tan, Assistant Manager Training Roda Dua, PT Indomobil Suzuki International, letak relay SSS ini di tebeng depan.

“Di motor lain, kabel kontak menuju ke CDI, nah, untuk Skywave 125 sebelum ke CDI masuk ke relay SSS ini dulu. Saat standar samping turun switch yang memiliki dua kabel ini secara otomatis akan menginformasikan ke relay agar memutus arus dari kontak ke CDI,” tambah Firdaus, staf training R2 PT ISI.

sumber : motor+
Rating: 4.5
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...