Rabu, 13 Juni 2012

SISTEM MATA PENCAHARIAN

Untuk menunjang kehidupan setiap masyarakat pasti memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya; seperti suku bangsa minangkabau yang tersebar diberbagai pelosok tanah air banyak berusaha di bidang perdagangan. Suku bangsa bugis dan Madura banyak yang ahli dalam hal pelayaran tradisional. Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Begitu pula suku-suku bangsa lainnya ada yang khas dalam bidang pertanian atau ada yang bergerak dibidang industri..
Sistem mata pencaharian tradisional, adalah sistem-sistem yang bersifat tradisional terutama terhadap kebudayaan suatu suku bangsa. 

Secara tradisional Koentjaraningrat mengklasifikasikan mata pencarian manusia adalah terdiri sebagai berikut : 
Karena sekarang kehidupan manusia berkembang dengan cepat karena berbagai proses perpindahan budaya (hampir tidak ada lagi kebudayaan suatu suku bangsa yang murni). Karena itu sistem mata pencarian hiduppun berkembang dengan pesat, walaupun perkembangan ini tidak terjadi secara bersamaan.
  1. Berburu dan meramu
Perburuan atau berburu adalah praktek mengejar, menangkap, atau membunuh hewan liar untuk dimakan, rekreasi, perdagangan, atau memanfaatkan hasil produknya (seperti kulit, susu, gading dan lain-lain). Berburu dan meramu merupakan suatu mata pencaharian manusia yang paling tua, tetapi masa sekarang sebagian besar manusia beralih ke mata pencaharian lain. Suku-suku bangsa yang berburu dan meramu hanya tinggal sedikit, namun para ahli antropologi masih tetap perhatian terhadap suatu bentuk mata pencaharian tersebut, untuk dapat menganalisa azas masyarakat dan kebudayaan manusia secara historikal.
Dalam hal ini para ahli antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti hak rakyat dan milik atas wilayah berburu, sumber-sumber air, perangkap-perangkap, alat transportasi, dll.
Para antropolog juga menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti susunan kelompok manusia serta hubungan antara mereka dalam hal berburu. Masalah bantuan tenaga dalam pemburuan, masalah kepemimpinan dalam aktivitas berburu, dsb.
  1. Beternak
Peternakan adalah praktek untuk membudidayakan binatang ternak. Suatu hal penting mempunyai ketrampilan untuk peternak ,di beberapa negara-negara berternak merupakan suatu seni tersendiri. Di negara-negara tertentu mempunyai hukum yang tegas mengenai perlakuan terhadap binatang ternak.
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing—yang semula hanya diambil dagingnya—mulai dimanfaatkan susu dan wool-nya. Setelah itu manusia ajuga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.
Beternak secara tradisional sebagai suatu mata pencaharian pokok yang dikerjakan dengan cara besar-besaran.
Sepanjang sejarah, suku-suku bangsa peternak menunjukan sifat-sifat agresif. Hal ini karena mereka secara terus menerus harus menjaga keamanan binatang ternak mereka terhadap serangan atau pencurian. Bangsa-bangsa peternak biasanya hidup mengembara sepanjang musim semi dan musim panas. Dimana mereka berkemah dijalan pada malam hari. Dalam musim dingin mereka menetap di suatu desa induk yang tetap.
Dalam hal mempelajari masyarakat peternak, ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-masalah seperti tanah peternakan dan modal, tenaga kerja, produksi dan teknologi produksi, dll.

  1. Bercocok tanam
Bercocok tanam disini dimaksudkan bercocok tanam diladang, merupakan suatu bentuk mata pencaharian manusia yang lambat laun akan hilang karena diganti dengan bercocok tanam menetap.
Para ahli antropologi biasanya menaruh perhatian terhadap soal tanah dan modal, susunan kelompok manusia serta hubungan antara mereka dalam berladang, teknologi dan cara-cara produksi, masalah pembagian, distribusi dan penjualan hasil-hasil ladang.
  1. Menangkap Ikan
Manusia zaman purba yang kebetulan hidup didekat sungai, danau, atau laut, telah memanfaatkan sumber daya alam yang penting itu untuk keperluan hidupnya.
Dalam mempelajari suatu masyarakat yang berdasarkan mata pencaharian mencari ikan. Para ahli antropologi menaruh perhatian terhadap soal-soal seperti, sumber alam, dan modal, tenaga kerja, teknologi produksi dan konsumsi distribusi dan pemasaran.
Sumber alam dan modal, menyangkut hal-hal seperti hak ….. terhadap daerah-daerah tertentu dalam sungai, danau atau pantai dan juga soal yang menyangkut misalnya hak atas tempat berlabuh perahu dll. Hal yang terpenting dalam soal modal adalah hak milik atas alat-alat menangkap ikan, jerat, jala, dsb, dan sudah tentu hak milik perahu dan alat-alat berlayar.
Soal tenaga kerja, menyangkut seperti usaha gotong royong dan cara-cara mengerahkan tenaga untuk menangkap ikan bersama-sama. Soal teknologi produksi menyangkut banyak hal, misalnya cara menangkap ikan, memelihara alat-alat perikanan, dll. Soal distribusi dan pemasaran, menyangkut hal-hal yang ada hubungannya dengan cara pengawetan ikan dan penjualan serta pendistribusian kepada tengkulak atau pasar-pasar ikan.
  1. Bercocok tanam menetap dengan irigasi
Bercocok tanam menetap dengan irigasi pertama-tama timbul dibeberapa daerah didunia yang terletak didaerah perairan sungai-sungai besar karena sangat subur tanahnya. Banyak suku bangsa yang melakukan bercocok tanam di ladang. Sekarang juga mulai berubah menjadi petani menetap. Perubahan ini karena penduduk mencapai kepadatan yang tinggi. Hal ini dapat dimengerti karena bercocok tanam diladang sangat banyak memerlukan tanah bagi tiap-tiap keluarga.
Ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan bercocok tanam menetap, yaitu masalah tanah dan modal, tenaga kerja, teknologi, konsumsi, distribusi, dan pemasaran.

Kesimpulan 

Di dalam kehidupan sehari hari dalam suatu masyarakat terdapat berbagai macam kebudyaan, termasuk mata pencaharian mereka. Hal ini karena keadaan sosial dan geografi mereka yang berbeda beda, sehingga mereka harus menyesuaikanya dengan kondisi keadaan mereka agar mereka dapat bertahan demi memenuhi kebutuhan hidup. 

Hal yang demikian terjadi dengan otomatis karena penyesuaian mereka secara perlahan lahan hingga membentuk suatu kebiasaan yang terus di jalani pada dirinya dan masyarakat sekitarnya serta pada keturunan mereka. Dengan demikian suatu mata pencaharian di dalam suatu masyarakat itu ada akibat dari keadaan social dan geografi dari masyarakat secara umum. 


Referensi
http://www.google.co.id 
http://id.wikipedia.org 
http://www.4shared.com 
http://zakyways.blogspot.com
Rating: 4.5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel pada kategori yang sama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...